Mentari itu tenggelam diantara yang ku lamunkan,
Senja itu membangunkan yang tak sempat terucap,
Kini ada satu pertanyaan yang masih di ambang kehampaan,
Dimana dan apa yang kucari?
Sejak itu, sejak jiwa ini menepi, sejak sajak-sajak tak bernada, sejak rautan hati tak terdengar, sejak jiwa-jiwa ini mengering, sejak waktu berlalu tak berarti, sejak itu aku masih disini, menunggu jawaban itu. Ya...itulah yang kucari.
Aku mengerti yang tak seorangpun mengerti, dilamunan ini aku tuliskan sajak-sajak itu, bukan sekedar luapan hati yang gundah, tapi kegagalan jiwa ini mencintaimu, yang tak hendak berakhir di lamunan kelam ini. Jauh di hari itu, jauh di waktu itu, aku selalu bertanya, dimana cinta itu, dan apa yang ku cari dari cinta itu.
Aku sadar dimana aku tak sadar, dan didalam jurang itu aku masih terpuruk melemah yang tiada henti. Namun hati ini berjalan mencari, bahkan keindahan dulu yang ku miliki masih tersimpan di hati ini, dekat dengan rasa bersalah yang tiada henti.
Wajahku dan wajahmu tak berbeda, diantara jiwa-jiwa yang kosong yang menghina setiap yang datang, karena aku tak mau terkalahkan dalam cintamu dengannya, aku masih mengingat hal itu saat kau berjalan bersama dengan Arjun, disanalah hati ini membakar tiada henti, aku sadar dialah yang ku cari, tapi hati ini terlalu busuk mencari dimana cinta yang ku miliki sampai saat ini.
Aku bertanya tidaklah mudah, namun hati ini bergetar saat kau mendekat dan menjauh, karena jiwaku ada disana diatas yang kau miliki di sela-sela cinta yang tak terlihat, dan aku ingin memilikimu saat ini, bahkan setelah aku tak terlahir lagi.
Cinta ini bukan buta, tapi hati ini sudah tertutup dari lamunan yang patah, seperti kata batu yang dulu terbenam saat kau terhanyut. Ya. Kau akan tahu apa yang ku maksudkan,..
Terlalu tapi akan hilang. Bukan saat apa yang ku pikirkan.
Kau menarik suaraku, kau menarik jiwaku dan kau mendekat disela-sela perjalanan itu, disaat kau menyelusuri sungai itu, aku melihatnya dari atas, dan aku ingin turun memegang tanganmu. Tapi hati ini sudah terkapar membara dengan ada yang disampingmu, Arjun.
“ Arjun, kau tahu apa yang ku inginkan dari cinta ini?”, ucap Linda.
“ Mungkin aku belum tahu, tapi aku akan mengerti apa yang kau mau.”, jawabnya.
“ Kau mau berjalan dengan cinta ini?”
“ Aku juga tak tahu.”
“ Kau mau mengerti semua ini?”
“ Aku juga tak tahu.”
“ Lalu apa yang kau bawa dalam hatiku ini?”
“ Aku pun tak tahu, maafkan aku.”
Lambaian daun-daun itu menatapku mati.
Daftar Isi Cerita-Cerita
Home » Archives for 11/13/12
Selasa, 13 November 2012
Cerita Yang Tak Tertulis
Lambaian Yang Terbalik
Aku ini adalah yang kumiliki
Dan aku ini adalah yang dijamah oleh setan-setan itu
Dan aku ini yang masih jalan diantara yang tak hidup
Matilah semua. tidak itu dan bukan itu
Jenuh ini mengundang yang tak jelas.
Warna itu yang telah hilang
Aku inginkan itu.
Ingatkan Aku Tuhan
Tuhan..Ini Aku Masih Disini...Yang Masih membaca hidup yang tak jelas.
Aku wajahku
Aku tanganku
Aku jiwaku
Masih berbeda dengan yang dirasa
Tuhan, Wajahku Dimana.
Aku Masih Disini
Aku dan Hidupku Ini
DIMANA CAHAYAKU
Aku yang melangkah sendiri
Seakan terhentak dan harus berhenti
Sesaat direlungku yang masih tersimpan benak dalam untuk bangkit
Walau getir yang seakan menampar di setiap langkahku
Lihatlah hati ini tlah benar-benar redup
Harapan itu seperti angin yang lalu
Tiada arti dan terlalu sakit untuk ku tekan
Diatas lamunanku aku selalu menyesal
Menyesal mengenal diriku yang lemah
Dan benarkah cahayaku tlah hilang bersama dia
Dia adalah jiwaku
Jiwaku bersamanya
Sepenuhnya
Dan aku jatuh dengan semua ini
Tolonglah aku yang lelah
Lelah dengan sandiwara ini
Biarkan aku pergi jauh dan hilang
Hilang untuk selamanya....
Tolonglah aku ini yang lelah....
Beri Aku Jiwa Seperti Dulu
Titik Itu
Inilah titik aku merasa sama sekali tak berarti.
Dan aku benar-benar menyesal dari kesombongan ini…
Aku ingin kembali bersamamu…
Menjemput tangan-tangan yang halus
Membelai indahnya mutiara hidup ini
Aku ingin berdiri lagi dan bangkit lebih
Menggunung dan semburkan bukit-bukit salju
Menerpa kian menyengat di dalam lorong hatiku
Serasa terdengar dengungan dosa yang kian meletus
Menghantam jemari-jemari mungilku
Dan aku lelah dengan semua ini
Inikah diriku yang harus hancur dengan sendirinya
Ataukah ada permata yang kian menusuk runcingnya?
Atau hanya perasaan membatu yang kian menghitam!
Aku inilah pelepah yang kian menjerit
Diantara angan-angan kebohongan
Waktuku Semakin Dekat
Badai itu ada didepan diantara yang terlihat tapi dirasa dan aku sudah mulai memanas diantara yang dingin, inilah aku yang akan hilang di esok hari, yang memang wkatuku yang dekat, sedekat yang bisa aku kira, namun atak dapat dipungkuri waktu itu yang membuat semuanya luluh...
Dan inilah yang akan terjadi diantara yang tak mungkin.